Minggu, 23 Januari 2011

Pemenang Tidak akan Berhenti

Terlepas dari berbagai pandangan negatif yang ada pada masyarakat, salah satu wadah belajar paling baik untuk mengasah mental kita menghadapi berbagai tantangan kehidupan adalah menjalani profesi sebagai salesman, dan juga sebagai distributor Multi Level Marketing (MLM). Orang boleh setuju atau tidak dengan pernyataan ini, tetapi nyatanya memang di dua bidang inilah diri kita ditempa habis-habisan dari sisi sikap dan mental.

Profesi sebagai salesman bukanlah profesi yang mudah. Dibutuhkan sikap mental yang sangat kuat untuk bisa menjalani proses ini, lebih karena tantangan dan tuntutan kerjanya yang khusus dan berbeda dibandingkan dengan profesi lain.
Seorang salesman harus mampu meyakinkan konsumen akan produk ataupun jasa yang dijualnya. Ia juga mewakili perusahaan meyakinkan konsumen bahwa apa yang dibawanya akan bermanfaat bagi mereka. Intinya, seorang salesman adalah ujung tombak perusahaan dalam penjualan produk atau jasa.

Sebelum bisa meyakinkan orang lain, seorang salesman harus bisa meyakinkan diri sendiri terlebih dahulu bahwa apa yang dibawanya merupakan produk atau jasa terbaik yang diperlukan konsumen. Keyakinan diri inilah yang diperlukan sebelum ia mayakinkannya kepada konsumen. Tanpa ada keyakinan pada dirinya sendiri, ia akan mengalami kesulitan saat meyakinkan kepada konsumen.

Bukan soal pengetahuan produk yang sulit dilakukan, tetapi yang membutuhkan keahlian khusus justru keterampilan untuk meyakinkan konsumen bahwa mereka membutuhkan produk dan jasa yang dibawanya. Dan keterampilan ini tidak hanya membutuhkan satu keterampilan berbicara, tetapi merupakan kombinasi dari berbagai keterampilan lain yang sangat kompleks.

Seorang salesman adalah orang yang tahan terhadap berbagai penolakan. Setiap penolakan tidak boleh menjadikannya berhenti memberikan solusi dan menawarkan produk atau jasanya. Justru semakin banyak penolakan yang diterima, semakin kreatif seorang salesman dalam memberikan penawaran.

Kegigihan dan pantang menyerah adalah dua hal yang menjadi dasar pengembangan kepribadian seorang salesman. Sesulit apapun rintangan dan hadangan yang dihadapinya, ia akan terus mencari jalan bagaimana menerobos berbagai tantangan tersebut. Jika satu pintu tertutup, maka ia akan mencoba membuka pintu lain agar kesempatan menawarkan produk atau jasanya terbuka.

Hal yang mirip juga terjadi pada distributor Multi Level Marketing (MLM). Bahkan, distributor MLM terkadang menghadapi permasalahan yang lebih rumit karena pandangan sebagian masyarakat yang sudah terlanjur negatif terhadap bisnis MLM.

Bisnis MLM yang benar pada dasarnya menjual produk ataupun jasa sesuai kebutuhan masyarakat. Karena itu, jika bisnis MLM tidak melibatkan penjualan produk atau jasa, maka bisa dipastikan bisnis tersebut hanyalah bisnis “money game” atau arisan berantai yang menyesatkan.

Dalam bisnis MLM, aturannya cuma dua; mencari orang untuk menggunakan produk atau menjadikannya sebagai distributor yang akan menjadi jaringan di bawah kita. Jaringan inilah yang disebut sebagai sistem di mana pada akhirnya kita akan mendapatkan bonus dari penjualan kumpulan yang kita bangun. Begitu seterusnya yang kita lakukan kemudian diduplikasikan oleh jaringan kita sehingga terus berkembang dan berkembang.

Untuk bisa menduduki posisi yang tinggi dan mencapai suatu titik aman, dibutuhkan tidak saja impian yang tinggi, tetapi kerja keras untuk membangun jaringan di berbagai tempat. Dengan demikian, jaringan yang kita bangun akarnya bisa semakin menguat yang pada akhirnya akan meninggikan bangunan sistem yang kita bangun.

Yang perlu dipahami oleh semua orang, membangun jaringan ini bukanlah suatu hal yang mudah. Menurut pengalaman umum kawan-kawan yang sudah menjalankan bisnis ini bertahun-tahun, rata-rata hanya 5% dari orang-orang yang kita hubungi mau bergabung ataupun menggunakan produk kita.

Karena itu, jika kita menghubungi 100 orang dan melakukan presentasi, hanya sekitar 5 orang yang biasanya akan menggunakan produk ataupun bergabung. Karena itu, jika kita menginginkan ada 100 orang bergabung, kita mesti mengundang dan melakukan presentasi setidaknya kepada 1000 hingga 2000 orang. Tentu saja pada prakteknya tidak harus mengundang begitu banyak orang, karena kalau kita sungguh-sungguh dan berlatih presentasi terus menerus, kemampuan kita membujuk orang akan semakin meningkat.
Ditambah lagi dengan duplikasi sistem di mana diharapkan kita membangun jaringan di bawah kita untuk melakukan hal yang sama dengan kita, maka pola rektrutmen semacam itu akan memudahkan kita dalam membangun jaringan.

Namun demikian, masalahnya memang tidak semudah itu. Dibutuhkan kegigihan untuk berinvestasi terutama dari sisi waktu melakukan presentasi di berbagai tempat dan membangun jaringan. Di sinilah tantangan sebenarnya dari bisnis MLM ini; kuatkah kita bertahan untuk terus melakukan hal yang sama dengan konsisten sampai kita mendapatkan apa yang kita inginkan.

Keputusasaan merupakan salah satu musuh besarnya. Saat kita sudah menginvestasikan waktu sedemikan banyak, terkadang hasilnya belum tentu seperti yang diharapkan. Saat kita mengundang banyak orang, ternyata yang mau bergabung atau menggunakan produk tidak seperti yang dibayangkan, bahkan terkadang tidak ada orang yang tertarik sama sekali.
Di situlah yang kemudian membedakan antara orang yang berhasil atau tidak dalam bisnis MLM. Orang yang berhasil akan terus berusaha kenal walau rintangan apapun menghadang. Sementara orang yang gagal, akan berputus asa sebelum keberhasilan ia raih. Padahal, bisa jadi keberhasilan itu sudah dekat di depan matanya. Ketidaksabaran membuatnya berhenti, sehingga hilang potensi dan kesempatan dia untuk mencapai sukses.

Saya bertemu dengan salah seorang yang mempunyai posisi yang lumayan tinggi di sebuah bisnis MLM. Ia mengatakan, bahwa dalam bisnis apapun, termasuk MLM dibutuhkan “windows time frame”, sebuah waktu yang dibutuhkan seseorang sebelum mencapai sukses. Dan dalam bisnis MLM, rata-rata waktu yang dibutuhkan adalah 1-2 tahun dengan penuh kerja keras dan kesungguhan. Saat orang bisa bertahan hingga 2 tahun mengembangkan bisnis ini dengan baik dan bertahan, maka potensinya untuk sukses semakin besar.

Jadi, jangan pernah berhenti di tengah jalan saat memulai sesuatu. Dibutuhkan konsistensi, kerja keras, dan sikap mental yang tangguh untuk bertahan. Dengan ketangguhan sikap mental inilah yang akan membantu kita menjembatani kesuksesan yang kita bangun.

Kerja keras, konsistensi, dan pantang menyerah inilah yang juga menjadi moto hidup ibu Meitria Cahyani. Saya biasa memanggilnya mba Mei, seorang ibu muda yang telah menggeluti berbagai bisnis, termasuk bisnis MLM selama bertahun-tahun. Saat ini posisinya sudah lumayan tinggi pada sebuah MLM produk kesehatan. Mempunyai stockis sendiri dan jaringan yang luas di seluruh Indonesia. Tetapi sama sekali hal itu dicapai bukan cengan cara yang mudah.

Hampir setiap hari ia melakukan presentasi dan membangun jaringan di berbagai tempat. Bahkan tidak jarang, berhari-hari ia harus melakukan berbagai presentasi dari kota ke kota dalam upaya mengembangkan jaringan yang dimilikinya. Dan kerja kerasnya memang mulai terbayarkan dengan semakin kuatnya jaringan yang dimiliki.

Dan sekali lagi, itu semua terjadi jika kita serius mengembangkan diri secara konsisten dan tidak berhenti saat menghadapi rintangan dan harapan. Saat kita tahu bahwa jalan keberhasilan itu terbuka lebar di depan kita, tidak pernah ada kata berhenti. Jangan Menyerah!

Sukses buat Anda semua, Salam Man Jadda Wajada.

AKBAR ZAINUDIN

By Ririn Math

http://www.kayadancantik.co.cc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar