Selasa, 07 April 2009

Pendidikan di Finlandia Terbaik Dunia

Pendidikan di Finlandia Terbaik Dunia

Datanglah ke dunia maya, hanya dengan menggunakan kata kunci Finlandia, sudah bisa dipastikan akan banyak ditemui artikel-artikel yang menulis kehebatan pendidikan negara yang berada di kawasan Skandinavia, Eropa ini.

Kehebatan kualitas pendidikan Finlandia didasarkan dari hasil sourvei tahun 2003 yang dilakukan oleh Organization for Economic Corporation and Development (OECD). Sedangkan tes yang dilakukan dikenal dengan nama PISA (Programme for International Assasment) yang mengukur kemapuan siswa dibidang sains, membaca, dan matematika.

Melalui hasil tesnya, PISA menobatkan Finlandia sebagai negara yang unggul secara akademis bagi anak-anak normal serta unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental.

Finlandia adalah salah satu negara di Eropa berbentuk Republik yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Rusia, Swedia dan Nourwegia. Luas wilayahnya tergolong kecil, yaitu hanya 330.000 km saja. Dibanding dengan luas Indonesia tentu tidak ada apa-apanya. Tetapi negara dengan Ibukota Helsinski dan sempat menjadi tempat perundingan perdamaian Indonesia dengan GAM itu merupakan negara kepulauan dengan 10% wilayahnya berupa perairan. Jumlah pulaunya sebanyak 179.584 buah dan memiliki danau sebanyak 187.888. ( sumber: kedutaan RI di Finladia).

Dengan wilayah yang tidak begitu luas, Finladia juga memiliki jumlah penduduk yang tidak begitu banyak, yaitu hanya 5.246.000 jiwa saja (2005). Sebgaian besar dari penduduk itu tinggal di Helsinski dengan jumlah berkisar 1 juta jiwa saja.

Finlandia yang merdeka 6 Desember 1917 dari penjajahan Rusia itu secara geografis berada di Eropa bagian utara. Letak ini menjadikan Finlandia cenderung minim menikmati hawa panas, yaitu hanya bulan Juli dengan suhu berkisar 17 derajad Celcius. Sedangkan udara dingin hampir dirasakan sepanjang tahun, dan paling dingin terjadi pada Bulan Januari-Pebruari dengan suhu -20 Derajad Celcius.

Dari Hasil Hutan hingga Ponsel NOKIA
Sejak merdeka, Finlandia terlihat meroket dalam persaingan dunia dengan mengandalkan industri perkayuan hasil hutan yang melimpah di negara yang rakyatnya kebanyakan berbahasa Finlandia dan Swedia itu. Pelan tapi pasti, Finlandia mulai merambah industri elektronika, komunikasi, produksi mesin-mesin berat dengan tetap mempertahankan produk unggulan bidang perkayuan dan kehutanan.

Salah satu hasil kecanggihan Finlandia dalam industri komunikasi adalah NOKIA, merk ponsel yang menjamur disaantero dunia. Bahkan di pelosok Indonesia, termasuk orang awam pun mengenal merk ponsel itu, meski mereka tak tahu negara mana yang membuatnya.

Finlandia yang juga dikenal sebagai negara paling bersih dari kejahatan korupsi dikenal pula sebagai negara yang handal dalam mengintegrasikan antara dunia pendidikan, riset dan industri. Tiga komponen penting itu tidak jalan sendiri-sendiri seperti yang tampak di Indonesia, tetapi saling bersinergi. Kemampuannya tersebut, membawa Finlandia mampu bersaing di tingkat global. Bahkan dalam laporan tahunan Forum Ekonomi Dunia, tahun 2004 lalu Finlandia berada pada urutan pertama sebagai negara yang ekonominya paling kompetitif di dunia. Dan hingga sekarang, dalam hyal tersebut Finlandia tidak pernah keluar dari peringkat 10 besar negara dunia.

Serasa komplit, selain Finlandia kian mapan di pentas dunia karena kemajuan industri dan ekonominya, juga mapan dalam kualitas pendidikannya (sebagaimana hasil sourvei OECD tersebut).

Mengintip sistem pendidikan di Finlandia, Fergus Bordewich dalam Top of the Class mengungkapkan beberapa kunci sukses negara yang berada di kawasan Skandinavia itu meraih juara I dunia dalam hal mutu pendidikan.

Kunci Sukses Pendidikan
Beberapa kunci sukses tersebut,antara lain:
Besarnya anggaran pendidikan yang dialokasikan pemerintah Finlandia. Beasiswa diberikan pada warga sejak taman kanak-kanak hingga mereka menempu kuliah S3 (program doktoral). Keberanian Finlandia dalam pengucuran anggaran pendidikan yang besar ditopang oleh pendapatan perkapita penduduknya dari hasil hutan cukup tinggi, sekitar 37.460 dollar AS atau sekitar 342 juta rupiah pertahun. Sementara jumlah penduduk sedikit. Akan tetapi keberhasilan pendidikan di Finlandia juga didukung iklim politik yang bagus.

Masalah kualitas guru di Finlandia kiranya tak perlu dipersoalkan mutunya. Sudah dipastikan guru-guru di Finladia adalah guru bermutu tinggi. Karena para guru dipilih yang paling berkualitas dan terlatih. Dan untuk bisa kuliah di jurusan pendidikan harus bersaing ketat, lebih ketat ketimbang persaingan di fakultas-fakultas bergengsi lainnya. Biasanya dari 7 peminat hanya 1 orang saja yang diterima. Padahal di Finlandia gaji guru tidak begitu besar. Tetapi negara dan rakyat Finladia menempatkan guru sebagai jabatan terhormat dan mereka yang menyandang jabatan itu pun juga merasa mendapat sebuah prestisius dan kebanggaan. Puncak kebanggaan mereka berhasil mendidik anak didik bukan berhasil memanipulasi nilai siswa. para guru di Finlandia akan selalu mengatakan “Kalau saya gagal dalam mengajar seorang siswa, itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajaran saya.”

Artinya guru Finlandia sangat bertanggungjawab, minimal pada kelangsungan masa depan anak didiknya termasuk pendidikan lanjutan yang akan ditempuh anak didik itu. Sementara nilai siswa sama sekali tidak dianggap penting.

Guru-guru di Finlandia dibebaskan untyuk menggunakan metode kelas apapun, dengan kurikulum yang mereka rancang sendiri dan buku teks yang mereka pilih sendiri. Ujian bukan hal utama dan sakral, tetapi ujian hanya digunakan untuk mengetahui kualifikasi siswa di sebuah universitas.

Kewibawaan guru demikian tinggi di mata murid, karena mereka sangat menghindari kritikan pada pekerjaan murid, tetapi mereka mengajak murid tersebut membandingkan dengan nilai sebelumnya. Lebih-lebih mengatakan “kamu salah” pada murid adalah sangat dihindari oleh guru-guru Finlandia. Para guru melihat sebagai hal biasa jika siswa melakukan kesalahan, termasuk dalam hal mengerjakan soal-soal.

Siswa di Finlandia juga diarahkan mampu mengevaluasi secara mandiri akan hasil belajarnya. Dan itu diterapkan sejak dini/pra TK. Mereka didorong bekerja secara individu tak peduli apapun hasilnya. “Ini akan membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri,” kata Sundstrom, seorang Kepala Sekolah Dasar di Poikkilaakso, Finlandia.
Sampsa Vourio, seorang guru di Torpparinmaki Comprehensive School, Finlandia menjelaskan kalau sistem pendidikan di negaranya dijalankan sangat demikratis.

Prestasi siswa, terletak pada prosesnya, buka pada hasil akhirnya. Artinya, jika ada PR, mereka tidak harus mengerjakannya secara sempurna. Yang penting murid sudah menunjukkan hasil usahanya, itu sudah dianggap cukup. sungguh beda dengan di Indonesia, jangankan tidak mengerjakan PR, mengerjakan salah saja hukuman sudah menanti, tak heran jika masih banyak anak Indonesia rajin bolos sekolah lantaran belum mengerjakan PR karena takut kena sanksi.

Dalam hal alokasi waktu belajar di sekolah, sebenarnya tidak banyak waktu yang dibebankan pada murid, rata-rata cuma 30 jam per-minggu. Usia masuk sekolah juga tergolong lambat, yaitu usia 7 tahun.

Anggaran Besar dengan Sistem Pendidikan Untuk Semua
Aroma kehidupan Finlandia tampaknya benar-benar kondusif untuk kemajuan segala bidang. Dan itu sudah pasti sangat ditentukan oleh kualitas SDM-nya dan mutu pendidikannya. Karenanya, Leo Pahkin, konselor pendidikan dari Badan Pendidikan Nasional Finlandia terus menggnejot mutu pendidikan di Finlandia yang dipandangnya sebagai aset kemajuan bangsa. “Kami menanam investasi yang besar dibidang pendidikan dan pelatihan, agar kami bisa mencetak tenaga ahli dan terampil yang nantinya menghasilkan inovasi,” ujarnya.

Pahkin menjelaskan, bahwa sistem pendidikan di Finlandia dibanguan atas dasar “Pendidikan Untuk Semua”. Laki-laki, perempuan, kaya, miskin, semua warga Finlandia mendapat perlakuaan sama dan didorong untuk mendapatkan kesempatan mengasah otak dan ketrampilan di lembaga pendidikan yang disediakan secara gratis.

Sedangkan untuk kalangan dewasa, pemerintah Finlandia menyediakan program-program kejuruan seperti Teknologi Informasi. Tetapi program ini banyak dikhususkan bagi buruh yang tidak memiliki pendidikan dasar yang memadai. Dengan bekal ketrampilan ini, diharapkan buruh tersebut memiliki nilai yang tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar